0 komentar



SERIBU KATA UNTUK CFP-BOGAR

            Hutan dan Kehutanan? Kedua kata tersebut mungkin sudah tidak asing dalam pendengaran banyak orang. Dari mulai anak usia dini sampai orang tua, dari yang tinggal di desa sampai rumpun kota dan dari masyarakat primitif sampai masyarakat yang dimanjakan oleh kemodernan.Tapi apa sih yang terlintas pertama kali ketika mendengar kata hutan dan kehutanan? Adakah perbedaan diantara kedua kata tersebut? Dan adakah kaitannya dengan masyarakat Indonesia? Lalu apa itu CFP-BOGAR? Mari kita simak bersama pembahasannya.  Menurut UU no. 41 tahun 1999 hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan yang lain tidak dapat dilepas pisahkan. Hutan memberikan banyak manfaat di berbagai sisi kehidupan seperti nilai ekonomi, sosial-budaya dan yang terpenting adalah nilai ekologis yang tidak ternilai harganya. Si penyandang julukan paru-paru dunia ini memiliki cara tersendiri untuk mengatur ekosistem dan komponen didalamnya. Kemudian apa itu kehutanan? Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.

Lalu apa hubungannya dengan penjelasan diatas? Kawasan hutan di negeri kita ini sedang krisis bahkan mungkin bisa dikatakan kritis karena penggunaannya yang sangat tidak bijaksana baik dari segi hasil maupun lahan hutan. Dari total luas hutan di Indonesia yang mencapai 180 juta hektar, menurut Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan sebelumnya menyebutkan angka 135 juta hektar) sebanyak 21 persen atau setara dengan 36 juta hektar telah dijarah total sehingga tidak memiliki tegakan pohon lagi. Artinya, 36 juta hektar hutan di Indonesia telah musnah. Hal tersebut erat kaitannya dengan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari penikmat hutan itu sendiri. Sebagai contoh kasus penebangan liar (illegal logging) yang terjadi di hampir semua kawasan hutan. Illegal logging adalah kegiatan penebangan, pengangkutan, dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat. Tingginya kasus illegal logging di Indonesia yang mencapai 50,7 juta m3 pertahun, telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat parah.
Selain illegal logging, permasalahan yang sering terjadi adalah kasus perladangan berpindah yaitu suatu sistem bercocok tanam yang dilakukan oleh masyarakat secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara membuka lahan hutan primer maupun sekunder. Laju kerusakan hutan di Indonesia menurut perkiraan World Bank antara 700.000 sampai 1.200.000 ha per tahun, dimana deforestasi oleh peladang berpindah ditaksir mencapai separuhnya.
Semua permasalahan yang terjadi berawal dari subjek kehutanan itu sendiri, yaitu mayarakat Indonesia yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang fungsi hutan terutama di bidang ekologis, sehingga memiliki perspektif yang salah dalam hal memenuhi kebutuhnnya dan akhirnya berujung pada pengeksploitasian lahan hutan. Selain kurangnya pengetahuan mengenai manfaat hutan sesungguhnya juga dipengaruhi karena semakin bertambahnya densitas  penduduk sehingga kebutuhan hidupnya pun semakin tak terkendali. Illegal logging, perladangan berpindah dan penyebab kerusakan lainnya menyebabkan dampak negatif yang begitu luas. Secara umum sisi negatifnya adalah terjadinya deforestasi dan degredasi hutan. Dengan terdeforestasi dan terdegredasinya lahan hutan, maka kerugian beruntun yang akan dirasakan seperti hilangnya keanekaragaman hayati, berkurangnya kuantitas air bersih,  fragmentasi habitat, perubahan iklim, bahkan hilangnya kemampuan hutan dalam menanggulangi bencana.
Lalu apa aksi nyata kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dalam menanggulangi masalah hutan dan kehutanan untuk memperbaiki lemahnya pengetahuan tentang fungsi hutan ini ? Upaya yang dapat dilakukan khususnya kita sebagai pelajar yang merupakan bagian dari masyarakat muda Indonesia banyak sekali. Salah satunya dengan mengikuti ekstrakurikuler yang menampung siswa-siswi untuk menyalurkan kepeduliannya terhadap hutan dan kehutanan lalu memperjuangkan ekstrakurikuler berbasis kehutanan tersebut diterapkan di seluruh sekolah di wilayah Indonesia agar terjaganya kawasan hutan yang ada. Sebagai contoh ekstrakulikuler Botanical Garden (BOGAR) di SMA Negeri 1 Cibeber yang bergerak dibidang lingkungan, kehutanan dan permasalahannya. Dimana BOGAR ini bekerja sama dengan OISCA TRAINING CENTER.
OISCA (Organization for Industrial and Cultural Advancement) merupakan suatu organisasi International nir laba yang berpusat di Jepang dan memiliki banyak cabang yang tersebar diberbagai negara terutama di kawasan Asia Pasifik dan Amerika latin. Di Indonesia sendiri OISCA ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas terutama dalam bidang pertanian dengan Menumbuhkan semangat berkarya dalam diri manusia. Meskipun OISCA ini merupakan organisasi yang berwawasan pertanian,  namun tetap memberikan banyak kebijakan dan program di bidang kehutanan sebagai wujud kepeduliannya terhadap hutan Indonesia. Salah satu dari program OISCA yang aktif  BOGAR ikuti adalah CFP. Sehingga lebih dikenal dengan sebutan CFP-BOGAR.
Program penghijauan hutan anak-anak atau yang lebih dikenal dengan CFP (Chldren Forest Programe) ini merupakan salah satu program OISCA yang menangani pelestarian lingkungan hidup khususnya hutan dengan mengadakan penghijauan yang melibatkan anak-anak sekolah baik tingkat SD/MI dan SMA/MTS/SMK. Pelaksanaan program ini bertujuan agar anak-anak sedini mungkin dapat mencintai, melindungi, memelihara tanaman di hutan dan lingkungannya. Dimana bentuk kegiatan kongkritnya adalah melaksanakan penghijauan dan penanaman pohon dengan melibatkan pelajar. 
Kegiatan-kegiatan yang rutin OISCA berikan kepada CFP-BOGAR diantaranya memberikan materi-materi mengenai lingkungan dan kehutanan untuk dipelajari dan dipahami sehingga bisa diterapkan ke dalam lingkup keluarga.  Selain ilmu-ilmu kehutanan yang diberikan, OISCA juga memberi kesempatan untuk melakukan praktik lapangan berupa menanam, merawat dan menyiangi tanaman secara benar dan keunggulannya sistem perawatan tersebut menggunakan  bahan-bahan organik untuk mengurangi pencemaran lingkungan seperti EMB, pupuk cair organik, dan anti-hama (insectisida dan herbisida) yang organik pula. Dimana pihak dari OISCA menyumbangkan berbagai macam tanaman tingkat tinggi untuk ditanam di area sekolah. Kemudian oleh anggota CFP-BOGAR tanaman tersebut dijaga dan dirawat sampai tumbuh dengan baik sehingga memiliki rasa kepemilikan dan kepedulian lebih terhadap tanaman. Diharapkan dari kegiatan ini berpengaruh luas sampai ke tingkat hutan alam secara nyata. Dan selain hasil sumbangan dari OISCA, CFP-BOGAR melakukan pembenihan dan penyemaian sendiri untuk menghasilkan bibit yang akan ditanam kedepannya. Dan tentunya ilmu tentang pembenihan dan penyemaian tersebut didapatkan dari pihak OISCA sendiri dan saat praktiknya pun didampingi oleh mereka.
            OISCA juga secara rutin selalu memberi kesempatan kepada berbagai sekolah yang aktif dengan CFP untuk mengikuti kegiatan Ecocamp. Kegiatan ini selalu dilaksanakan pada bulan September dengan tujuan mempererat tali persaudaraan sebagai sesama bagian dari masyarakat muda yang harus bersatu dalam menjaga dan melestarikan hutan dan lingkungannya.berbagai kegiatan yang dilaksanakan diantaranya sharing tentang hutan dan lingkungan, berkegiatan mengenal hutan, membuat pupuk organik, Biogames dan banyak lagi. Selain itu, para pemateri dari OISCA menceritakan perbandingan hutan alam di Indonesia dan di Jepang, dimana cara melestarikan hutan di Jepang bisa di terapkan pula di Indonesia.
Yang tidak kalah menariknya adalah OISCA memberikan kesempatan anggota CFP untuk magang. Yang bertujuan untuk memperdalam masalah hutan dan kehutanannya, dimana dengan kegiatan magang ini anggota CFP bisa lebih efektif dan efisien dalam menambah ilmu dan memiliki keterampilan dibidang lingkungan khususnya berwawasan kehutanan untuk diimplementasikan ke seluruh lapisan masyarakat. Kegiatan magang ini dilaksanakan di kawasan OISCA TRAINING CENTER sendiri (Sukabumi) dan diarahkan oleh staf-stafnya.
Kenapa memilih ekstrakurikuler sebagai medium untuk memberikan aksi nyata? Alasan pertama yaitu jumlah anggota di ekstrakurikuler biasanya memadai, tidak berlebihan tidak pula kekurangan. Alasan kedua yaitu ekstrakurikuler biasanya diikuti oleh siswa sesuai minatnya masing-masing, karena sesuai minat maka siswa akan menunjukkan kesediaan lebih dalam mempraktikan ilmu yang didapat tentang hutan dan kehutanan bahkan sampai merambah ke keluarga. Maka akan semakin meluas diseluruh lapisan masyarakat. Alasan terakhir yaitu berkaitan dengan waktu. Jika dibandingkan dengan KBM, ekstrakurikuler memang tidak memiliki waktu sebanyak itu. Namun kegiatannya bisa seintensif mungkin karena siswa menyediakan waktu lebih banyak untuk ekstrakurikuler yang diikuti dan diminatinya. Harapannya ekstrakurikuler ini bisa diterapkan diseluruh sekolah di Indonesia.

Jadi dapat disimpulkan, CFP-BOGAR adalah tindakan yang diperlukan dalam menanggulangi masalah hutan dan kehutanan. Dengan motto “LINDUNGILAH HUTAN DAN BUMI KITA BERSAMA ANAK-ANAK”. Program ini mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat pada umumnya dan dunia pendidikan serta anak-anak khususnya, untuk tetap peduli pada hutan dan lingkungan di muka bumi ini, guna menciptakan generasi baru yang sangat peduli akan kelestarian lingkungannya. Suarakan seribu kata untuk CFP-BOGAR! Artinya kita mendukung sepenuhnya untuk menggalakkan adanya ekstrakurikuler yang terus bergerak di bidang kehutanan sesegera mungkin dan terus menerus berkelanjutan, agar efeknya merambah ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Karena sebagai penghuni bumi, kita memiliki tanggung jawab dalam menjaga, mempertahankan dan melestarikan bumi ini untuk keberlangsungan hidup generasi mendatang tanpa adanya kerusakan yang terjadi. 

Created by;
Yuni Kulsum &Gita Rahayu
Juara 1 Olimpiade Kehutanan 
Indonesia 2015



0 komentar
  Cuplikan Foto Kegiatan BOKIR


BOTANICAL GARDEN  DAN KELOMPOK ILMIAH REMAJA

Anggota BOKIR pada saat mengamati sarang lebah hasil eksplorasi di Gunung Gombong.



Anggota BOKIR pada saat melaksanakan kegiatan Tree Climbing.

Anggota BOKIR pada saat melakukan perjalanan Hiking ke gunung Gombong.



Anggota BOKIR pada saat berpartisipasi dalam kegiatan  Green Wave
 ( Penanaman Pohon Sedunia )

Anggota BOKIR pada saat merawat tanaman Kisireum dan Kayu Manis.

Anggota BOKIR pada saat menanam pohon Kayu Manis.
0 komentar

Juara 1 Essay Bioleaf UNJ 2013

 SERIBU KATA UNTUK ENERGI HIJAU

            Kata energi hijau mungkin masih asing di telinga sebagian orang. Pertanyaan yang muncul pertama kali adalah apa itu energi hijau? Apa yang bisa dimanfaatkan dari energi hijau? Lalu adakah tindakan yang dapat kita lakukan dalam mendukung penggunaan energi hijau? Banyak sekali pertanyaan yang muncul ketika kita mendengar kata energi hijau. Energi hijau atau energi ramah lingkungan adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi yang ramah terhadap lingkungan. Khususnya energi ini merujuk ke sumber-sumber energi yang dapat diperbarui dan tidak mencemari lingkungan. Selain air, sinar matahari dan angin terdapat pula energi yang berasal dari makhluk hidup. Termasuk dalam kategori yang terakhir yang disebut sebagai biomassa. Secara umum jenis energi ini termasuk kedalam energi terbaharui.

Lalu apa hubungannya dengan penjelasan diatas? Energi di negeri kita ini sedang krisis bahkan mungkin bisa dikatakan kritis karena penggunaannya yang tidak bijaksana. Sebagai contoh konsumsi energi listrik di Indonesia sejak tahun 1998 sudah mengalami peningkatan yang signifikan, dengan kenaikan hampir 100 persen pertahunnya. Yang  jadi permasalahan adalah energi yang selalu kita pakai adalah energi yang tidak dapat diperbaharui, tepatnya yaitu energi dari bahan bakar  yang berasal dari fosil. Kebutuhan energi di negeri ini semakin hari semakin bertambah banyak. Padahal selain tidak dapat diperbarui energi ini juga menghasilkan polusi atau dengan kata lain terjadi pencemaran lingkungan dengan menghasilkan gas polutan seperti CO, CO2, NO, SO, Timbal, dan lain-lain (pencemaran udara).

            Apa itu pencemaran? Pencemaran adalah berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tempat tertentu yang menyebabakan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya (Ganeca, 2008). Bagaimana suatu zat dapat dikategorikan sebagai pencemar lingkungan (polutan)? Suatu zat dapat disebut sebagai polutan jika jumlahnya melebihi jumlah normal, berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat.

            Bagaimana dengan pencemaran ini? Apakah kita harus mengurangi penggunaan energi? Sepertinya bukan itu jawabannya, tetapi bagaimana cara kita mencari substitusi untuk energi yang tidak ramah lingkungan tersebut  menjadi energi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Solusi yang tepat untuk menjawab pertanyaan tadi adalah penggunaan energi hijau sebagi sumber energi yang sedikit  meninggalkan residu berbahaya terhadap lingkungan. Sumber energi hijau dapat kita dapatkan dari biomassa, biodiesel, panas bumi (geotermal), surya, air dan angin. Itu semua adalah yang kita miliki tinggal kita mengolah dan merubah itu semua menjadi sumber energi yang berpotensi untuk memenuhi segala keperluan manusia.

            Apa saja yang dapat dimanfaatkan dari energi hijau? Banyak sekali potensi energi hijau untuk dijadikan produk sebagi sumber energi. Dan kita bisa memproduksi beberapa diantaranya untuk dipublikasikan dan diaplikasikan kepada masyanrakat luas untuk secara langsung digunakan. Dan yang dapat kita produksi diantaranya adalah bioetanol, biogas, dan biodesel. Bioetanol sering ditulis dengan rumus etOH, zat ini termasuk energi terbaharui yang dapat diproduksi dari tumbuhan, contohnya etanol dari buah berenuk. Ethanol ini berfungsi sebagai bahan bakar tambahan bensin sehingga menjadi biofuel.

            Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Dimana biogas ini dapat mengambil alih fungsi minyak tanah dan gas LPG yang tidak ramah lingkungan. Selain itu biogas ini dapat digunakan sebagai bahan baku penerangan untuk lampu petromak. Biodiesel adalah bentuk bahan bakar diesel yang menyebabkan lebih sedikit kerusakan lingkungan dibanding bahan bakar diesel standar. Bahan baku biodiesel ini adalah rumput dan alga.

            Lalu apa aksi nyata kita dalam mendukung penggunaan energi hijau tersebut? Upaya yang dapat dilakukan khususnya kita sebagai pelajar banyak sekali. Salah satunya dengan diadakan dan mengikuti  ekstrakulikuler yang menampung siswa untuk berinovasi di bidang lingkungan. Sebagai contoh ekstrakulikuler Botanical Garden (BOGAR) yang ada di SMA Negeri 1 Cibeber bergerak dibidang lingkungan dan permasalahannya. Di ekstrakulikuler ini kita dapat mempraktikkan pembuatan energi hijau yang bersumber dari bioetanol, biodiesel dan terutama biogas. Selain kita bisa memproduksinya kita juga bisa mempublikasikannya kepada masayarakat luas. Kenapa memilih ekstrakulikuler sebagai medium mempraktikan pembuatan biogas tersebut? Alasan pertama yaitu jumlah anggota di ekstrakulikuler biasanya memadai, tidak berlebihan tidak pula kekurangan. Alasan kedua yaitu ekstrakulikuler biasanya diikuti oleh siswa sesuai minatnya masing-masing, karena sesuai minat maka siswa akan menunjukkan kesediaan lebih dalam mempraktikan pembuatan biogas tersebut di rumah masing-masing secara langsung. Maka penggunaan energi hijau ini akan semakin meluas di masyarakat. Alasan terakhir yaitu berkaitan dengan waktu. Jika dibandingkan dengan KBM, ekstrakulikuler memang tidak memiliki waktu sebanyak itu. Namun kegiatannya bisa seintensif mungkin karena siswa menyediakan waktu lebih banyak untuk ekstrakulikuler yang diikutinya.

Ketika produksi energi hijau khususnya biogas di ekstrakulikuler sudah memadai dengan kualitas baik dan dapat diaplikasikan secara langsung. Maka selanjutnya bisa diadakannnya pameran untuk menunjukkan hasil produksi, alat-bahan, cara pengolahan dan cara penggunaan energi hijau. Kegiatan ini bisa bekerjasama dengan pihak OSIS untuk membantu proses kontribusinya. Peserta pameran ini yaitu guru, siswa, masyarakat sekitar bahkan orang-orang luar yang tertarik terhadap energi ramah lingkungan. Setelah pameran, anggota ekstrakulikuler bisa melakukan kegiatan wirausaha energi hijau. Selain mendukung penggunaan energi hijau yang meluas, juga dapat menghasilkan penghasilan untuk kegiatan selanjutnya. Untuk mendukung keberlangsungan pembuatan maupun penggunaan energi hijau ini, maka perlu diadakan kegiatan lain yang bertujuan untuk menyediakan bahan baku pembuatan energi hijau. Kegiatan tersebut bisa berupa pembudidayaaan biomassa yang dapat dijadikan sebagi sumber energi, seperti alga, pohon jarak, pohon berenuk, dan lain-lain.

            Jadi dapat disimpulkan, penggunaan energi hijau adalah tindakan yang bijaksana dalam mengurangi pencemaran lingkungan di bumi. Suarakan seribu kata untuk energi hijau ! Artinya kita mendukung sepenuhnya dalam penggunaan energi hijau sesegera mungkin dan terus menerus berkelanjutan.. Karena sebagai penghuni bumi, haruslah memiliki kesadaran dalam menjaga, mempertahankan dan melestarikan bumi ini untuk keberlangsungan hidup generasi mendatang tanpa adanya pencemaran lingkungan. Maka penggunaan energi hijau adalah suatu keharusan.

DAFTAR PUSTAKA

Indoenergi. (2013). Energi, Energi Terbarukan & Green Lifestyle. http://www.indoenergi.com/2012/04/pengertian-biodiesel.html. Diakses pada tanggal 19 September 2013.

Wikipedia bahasa Indonesia. (2013). Biogas. http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas#Pupuk_dari_limbah_biogas. Diakses pada tanggal 20 Septe
mber 2013. 

Created :

Yuni Kulsum

Anggota ekstrakurikuler BOKIR

 SMA Negeri 1 Cibeber

0 komentar

Juara 2 Essay Bioleaf UNJ 2013

 PEMANFAATAN BIOETHANOL SEBAGAI UPAYA UNTUK MENYELAMATKAN BUMI

            Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan meningkat pula jumlah penggunaan bahan bakar, terutama bensin dan solar yang digunakan untuk aktivitas transfortasi. Saat ini Indonesia mengalami krisis energi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah penggunaan bahan bakar fosil. Salah satu penyebabnya yaitu terlalu besar ketergantungan penyediaan energi Indonesia pada bahan bakar fosil. Sebagian besar energi yang dieksploitasi di Indonesia berasal dari energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara. Meskipun Indonesia salah satu Negara penghasil batu bara, minyak bumi dan gas alam, namun dengan berkurangnya bahan bakar fosil akibat penggunaan yang berlebih menyebabkan harga bahan bakar naik dan kualitas kesehatan lingkungan menurun.

            Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebih tidak hanya berdampak pada berkurangnya cadangan bahan bakar, tetapi juga berdampak pada kondisi alam dan dapat dirasakan dampaknya oleh makhluk hidup yang ada di bumi. Kondisi bumi saat ini sungguh sangat memprihatinkan, bumi kita sedang terluka. Disadari atau tidak fenomena pemanasan global yang diakibatkan dari penggunaan bahan bakar fosil yang berlebih itu akibat dari ulah aktivitas manusia. Jutaan industri dan kendaraan bermotor mengeluarkan gas-gas polutan dan CO2 ke atmosfer.

Sangat terlihat dampaknya terhadap lingkungan udara, seperti di daerah perkotaan yang padat penduduknya. Udara sudah tercemar karena tinggi nya aktivitas trasfortasi yang menggunakan bahan bakar fosil. Selain itu, berdampak pula terhadap lingkungan air. Air yang terbuang dari jalan raya apabila terbawa air hujan akan mengandung bocoran bahan bakar dan larutan dari pencemaran udara yang terbawa oleh air hujan, sehingga berdampak pula terhadap kesehatan makhluk hidup.

Melihat permasalahan tersebut harus ada penanganan yang lebih terarah, salah satu solusinya yaitu dengan memanfaatkan biomassa yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan bagi makhluk hidup dan ekosistem di dalamnya. Seperti bioethanol yang diolah dari fermentasi jerami padi. Bioetanol merupakan etanol (etil alkohol) yang proses produksinya menggunakan bahan baku alami dan proses biologis, berbeda dengan etanol sintetik yang diperoleh dari sintesis kimiawi senyawa hidrokarbon. Sangat erat kaitannya dengan kondisi alam saat ini yang butuh perhatian khusus agar kerusakan alam tidak semakin parah. Boiethanol bisa membantu menanggulangi kerusakan alam, seperti mengurangi polusi udara dan efek rumah kaca, karena bioethanol dapat digunakan dalam jangka waktu panjang, dapat diperbaharui, bersifat abadi dan ramah lingkungan. Bioethanol dikatakan ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi karbon monoksida serta asap dan partikel yang dikeluarkannya pun lebih rendah. Bioethanol itu sendiri dihasilkan dari fermentasi selulosa hasil hidrolisis jerami padi. Untuk mendapatkan jerami padi yang diolah menjadi biethanol sangatlah mudah, karena Indonesia terkenal dengan negara agraris sehingga mayoritas masyarakat Indonesia terutama di kota Cianjur bercocok tanam padi. Oleh karena itu, untuk memperoleh jerami padi dalam jumlah banyak bisa dengan memanfaatkan jerami padi yang ada.

Jerami padi tersebut bisa diolah menjadi bioethanol sebagai alternatif bahan bakar fosil melalui beberapa tahap. Pertama pilihlah jerami padi yang masih segar atau bisa juga yang baru dipanen, lalu dicacah-cacah dengan mesin penggiling supaya halus, setelah halus masuk ketahap pretreatment yaitu membuka permukaan lignin dengan cara direndam didalam wadah besar dengan menggunakan bahan kimia, bisa juga menggunakan air kapur dan direndam selama 1-2 minggu atau dengan cara ditekan dan dipanaskan secara cepat dengan uap panas. Setelah lignin lunak, jerami dihidrolisis dengan menggunakan asam atau pun dengan enzim. Hidrolisis asam menggunakan H2SO4 encer, jerami tersebut dimasak dengan asam dalam suhu dan tekanan tinggi. Sedangkan hidrolisis dengan enzim menggunakan enzim selulase. Cairan hasil hidrolisis dengan asam memiliki PH yang sangat rendah sehingga harus dinetralkan dan didetoksifikasi sebelum difermentasi menjadi ethanol. Selanjutnya proses fermentasi hidrolisis baik selulosa maupun asam dengan menggunakan ragi roti (yeast). Setelah tahap fermentasi selesai, masuk ketahap furifikasi ethanol meliputi distilasi dan dehidrasi. Pada tahap distilasi yaitu meningkatkan kandungan ethanol menjadi 95 %, sisa air yang masih ada dihilangkan dengan proses dehidrasi hingga kandungan ethanol mencapai 99,5 %. Setelah itu, ethanol siap untuk di gunakan dan dimanfaatkan.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan bahan bakar fosil yang berlebih mengakibatkan semakin berkurangnya cadangan bahan bakar fosil dan menurunnya kualitas kesehatan lingkungan. Salah satu cara untuk menyelamatkan bumi kita dari kerusakan lingkungan, yaitu dengan cara memanfaatkan jerami padi yang diolah menjadi bioethanol. Dengan adanya bioethanol yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar fosil yang ramah lingkungan, karena dapat mengurangi emisi gas karbon monoksida serta asap dan partikel yang dikeluarkannya pun lebih rendah jika di banding bahan bakar fosil. Bioethanol juga tidak hanya berguna sebagai pengganti solar tetapi juga bisa digunakan sebagai pengganti minyak tanah atau gas untuk memasak.


DAFTAR PUSTAKA

Isroi.(2008).Bioethanol dari Jerami. http://isroi.com/2008/03/04/bioethanol-dari-jerami/.(diakses pada tanggal 21 September 2013)

^Meta_Quw^.(2011).Jerami Padi yang Berhasil Naik Pangkat Menjadi Bioethanol. http://metawy-fisika08.blogspot.com/2011/10/jerami-padi-yang-berhasil-naik-pangkat.html .(diakses pada tangga 21 September 2013)

Santoso.Ichan.(2011). Pemanfaatan Limbah Pertanian Padi Sebagai Sarana Peningkatan Pembangunan Yang Berwawasan Lingkungan. http://santozsandora.blogspot.com/2011/01/pemanfaatan-limbah-pertanian-padi.html.(diakses pada tanggal 21 September 2013)

Atmojo,Panji,Tri.(2010). Bioetanol – Bahan Bakar Nabati. http://panjiatmojo.blogspot.com/2010/09/bioetanol-bahan-bakar-nabati.html.(diakses pada tanggal 21 September 2013) 

Created :
Tita Herdila
Anggota ekstrakurikuler BOKIR
 SMA Negeri 1 Cibeber
0 komentar

~Salam Hangat BOKIR

Assalamualaikum.wr.wb

Salam BOKIR! Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayahnya sehingga kami dapat membuat blog ini, dengan harapan dapat bermanfaat bagi kita semua. Ada pepatah mengatakan "Tak kenal maka tak sayang" maka dari itu ijinkan kami untuk memperkenalkan diri. Masih jarang kita mendengar kata "BOKIR". ya, itu nama kami. Nama salah satu ekstrakurikuler di SMAN 1 CIBEBER. BOKIR adalah gabungan dari BOGAR (Botanical Garden) dan KIR (Kelompok Ilmiah Remaja). Sesuai dengan namanya BOKIR terdiri dari kata Botanical Garden yang berkegiatan di bidang lingkungan dan KIR  yang berkegiatan lebih ke penelitian dan eksplorasi. Dari kedua bagian inilah yang terbentuk beberapa kegiatan yang saling berhubungan seperti budidaya tanaman, pembuatan KTI berbasis lingkungan, hiking, kunjungan ke berbagai tempat yang proaktif dengan lingkungan, dll. Mungkin cukup untuk perkenalannya, semoga blog ini dapat bermanfaat bagi kita semua. AMIN....

Terima Kasih. wassalamualaikum.wr.wb

Pengalaman Manis Nan Gerimis di KRC

0 komentar
Pengalaman Manis Nan Gerimis di KRC

Salam BOKIR ^^
Bertemu lagi dengan kami tim redaksi BOKIR, meskipun musim hujan tapi kami tetap memberikan sapaaan hangat untuk kita semua yang selalu bersemangat. Berkenaan dengan semangat di musim hujan, kami akan menceritakan pengalaman manis nan gerimis di Kebun Raya Cibodas atau yang lebih akrab didengar dengan kata yang lebih singkat, ya KRC.

Di hari Senin, 30 Desember 2013 beberapa dari kami anggota BOKIR pergi berkunjung ke Kebun Raya Cibodas untuk melakukan berbagai kegiatan pengamatan. By the way siapa saja yang berangkat?  Well, yang berangkat ada Teguh Islami, Hudaefatul Azis, Yuni Kulsum (saya)  dan bapak pembimbing tercinta kami Bpk.Slamet Widayat S.Pd. Kenapa memilih KRC? Selain banyak object yang bisa diamati, KRC juga sangat menjanjikan dalam hal panorama alamnya. So, bisa dijadikan terapi alam untuk menghilangkan stress.

Kami berangkat ke KRC pukul 08.00 WIB. Karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari tempat kami start, maka perjalanan hanya memakan waktu 1,5 jam saja. Sesampainya disana, kami disambut dengan cuaca dingin dan mendung. Kami bersegera mengurusi tiket masuk karena khawatir hujan akan turun dan mengganggu kegiatan pengamatan kami. Baru saja beberapa langkah melewati pintu gerbang, ternyata hujan turun. Meskipun begitu kami tidak kehilangan semangat  untuk tetap melakukan pengamatan disana, hujan tidak menjadi penghalang untuk kami menimba ilmu.

Dengan keadaan basah-basahan kami mencari tempat untuk berteduh dan menerima materi permulaan dari pembimbing kami. Keseruan dimulai ketika Bpk.Slamet memberi tugas kepada kami untuk mencari dua bunga dengan warna berbeda yang terletak di atas taman Sakura dalam waktu 8 menit. Dengan bersemangat kami bertiga berlarian menuju tempat, meskipun keadaan gerimis dan membuat seluruh badan kami basah kuyup, tapi kami jalani dengan penuh semangat. Kesolidaritasan kami semakin tertanam berkat waktu 8 menit tersebut, karena tidak mudah mengambil bunga yang ada di lereng taman Sakura dalam keadaan licin. Tapi berkat kerjasama yang baik akhirnya kami bisa mendapatkan bunga yang dimaksud meskipun kembali dengan terlambat 4 menit. Selanjutnya, kami belajar mengenai tipe-tipe bunga berdasarkan daun mahkotanya. Bukan hanya teori yang diberikan tapi kami juga harus presentasi tentang bunga yang dipegang masing-masing, manis dan menarik sekali karena kami jarang atau hampir tidak pernah presentasi di alam terbuka seperti ini.
Setelah itu, kami meluangkan waktu untuk bersilaturahmi dengan salah satu pengurus KRC bernama Bpk.Solehudin, yang kebetulan sudah akrab dengan pembimbing kami karena sudah sejak lama SMAN 1 Cibeber bekerjasama dengan pihak KRC. Sehingga kami disambut dengan baik bahkan dikenalkan kepada ketua baru stap konservasi disana yang bernama Bpk.Dian Ridwan Nurdiana M.Si lulusan Magister Biologi S2 di UK Satia Wacana Salatiga. Mereka sangat ramah dan berkeluarga. Yang luar biasanya, setelah beberapa lama ngobrol kami ditawari/ diberi kesempatan untuk magang dan melakukan kegiatan penelitian dibawah pelatihan mereka yang akhirnya bisa  membuat tulisan untuk di publish ke Jurnal. Subhanallah sekali ya kawan ! setelah acara silaturahmi selesai, kami pun melanjutkan perjalanan.
Gema adzan sudah terdengar, segera kami melaksanakan ibadah shalat dzuhur di masjid KRC. Airnya yang jernih dan dingin made us so FRESH again. Benar-benar alam yang masih asri yang menjanjikan panorama yang luar biasa. Perjalanan kami lanjutkan, object yang kami amati kali ini adalah lumut. Berbagai jenis lumut tumbuh dengan baik disini, dengan menggunakan lup sederhana kami mengamati bagian-bagian dari lumut tersebut. Sambil berjalan kamipun mencari tempat berteduh untuk istirahat dan makan siang, setelah mendapat tempat yang cocok kami pun segera makan. Tempat yang strategis di atas danau, memandangi keindahan alam, hujan rintik-rintik, dan dikelilingi surga hijau membuat acara makan siang kami tak terlupakan serta benar-benar mengesankan. Yang lebih serunya lagi, ketika selesai makan kami berburu buah untuk cuci mulut. Buah Sempur, begitulah orang-orang menyebutnya. Bentuknya yang unik, porsinya yang cukup dan rasanya yang masam menjadi pelengkap acara makan tersebut.
Setelah selesai makan, kami melanjutkan kegiatan belajar dengan cara presentasi mengenai object-object pengamatan yang didapatkan. Tak terasa proses pembelajaran tersebut memakan waktu sekitar 2 jam, karena sudah waktunya shalat ashar kamipun pergi ke masjid untuk melaksanakan ibadah shalat ashar. Lagi-lagi air Cibodas ini yang membuat kami segar kembali. Selanjutnya, karena waktu sudah terlalu sore kami pun bersiap-siap untuk pulang. Berat rasanya meninggalkan daerah sejuk ini. Benar-benar tidak terlupakan, pengalaman manis dengan keadaan gerimis ini sungguh luar biasa dan membuat kami ketagihan untuk melakukan aktivitas pengamatan disini. Bukan hanya ilmu yang didapat, tapi kepuasan batinpun sangat terpenuhi.

Itulah cerita menarik dari kami, semoga sahabat yang lain juga bisa melakukan kegiatan pembelajaran dimanapun meski dengan kondisi musim hujan seperti sekarang ini. We must best under every situation !
Salam BOKIR ^^